PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme
yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan
kadar glukosa
di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma
hipoglisemia.
Pada glikogenolisis, glikogen
digradasi berturut-turut dengan 3 enzim
yaitu: glikogen
fosforilase, glukosidase,
fosfoglukomutase,
menjadi glukosa.
Hormon
yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon
dan adrenalin.Kedua hormon
bertindak atas enzim glikogen fosforilase untuk merangsang untuk
memulaiglikogenolisis dan menghambat sintetase glikogen (glikogenesis
berhenti).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas,maka berikut ini rumusan masalah yang di kaji dalam makalah ini,yaitu:
1. Apa
pengertian glikogenolisis?
2. Kapan
proses glikogenolisis terjadi?
3. Bagaimana
proses glikogenolisis?
4. Apa
dampak glikogenolisis bagi tubuh?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu
menjelaskan pengertian glikogenolisis.
2. Mampu
menjelaskan kapan terjadinya proses glikogenolisis.
3. Mampu
menjelaskan bagaimana proses glikogenolisis.
4. Mampu
menjelaskan dampak dari glikogenolisis.
D. Batasan Masalah
Batasan-batasa
masalah dari makalah ini hanya membahas tentang:
1. Pengertian
glikogenolisis.
2. Kapan
glikogenolisis terjadi.
3. Proses
dari glikogenolisis.
4. Dampak
dari glikogenolisis.
Kata "Glikogenolisis" di jabarkan
menjadi Glikogen yaitu glikogen dan lisis yaitu pemecahan atau penguraian.
Sehingga Glikogenolisis merupakan proses pengubahan dari polisakarida yaitu
glikogen menjadi monosakarida yaitu glukosa.
Proses glikogenolisis ini terjadi
dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan
kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh.
Aktivitas dari luar tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll.
Sedangkan aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi,
pencernaan, sistem kerja syaraf, dll. Tujuan dari glikogenolisis ini terbagi
menjadi dua yaitu:
1) Di otot : proses ini digunakan untuk
keperluan menghasilkan energy
2) Di hati : proses ini dilakukan
untuk mempertahankan kadar gula dalam darah pada saat jeda waktu makan.
Glikogenolisis terjadi jika asupan
makanan tidak cukup memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh sehinggah untuk
mendapatkan energi tubuh mengambil alternatif lain yaitu dengan menggunakan
simpanan glikogen yang terdapat dalam hati atau otot.
Glikogenolisis merupakan reaksi
hidrolisis glikogen menjadi glukosa, perubahan glikogen menjadi sumber energi
merupakan proses katabolisme cadangan sumber energi. Proses glikogenolisis
terkadang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah yang dapat
menyebabkan penyakit diabetes
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme
yang digunakan oleh tubuh,selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan
kadar glukosa
di dalam plasma darah juga untuk menghindari
simtoma
hipoglisemia.
Pada
glikogenolisis,glikogen
digradasi berturut-turut dengan 3enzim,glikogen
fosforilase, glukosidase,
fosfoglukomutase,menjadi
glukosa
Glikogen dalam hati akan di
glikogenolisis setelah 12-18 jam puasa. Glikogen dalam otot hanya akan
mengalami glikogenolisis setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan
lama. Proses glikogenolisis yang terjadi secara terus- menerus akan dapat
menyebabkan kerusakan pada liver. Kerusakan pada fungsi liver akan menyebabkan
penyakit yang sebagian besar tidak dapat diobati dan berakhir dengan kematian.
Penyakit liver merupakan penyakit
yang sering timbul pada mereka yang pekerja keras tetapi tidak mempunyai sumber
energi yang banyak. Kekurangan sumber energi terjadi karena para pekerja yang
sering minum alcohol terkadang lupa makan tepat waktu sehingga kebutuhan tenaga
untuk melakukan kerja sangat banyak tetapi asupan energi kurang dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan. Akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan energi tersebut,
tubuh terpaksa harus merubah glikogen menjadi glukosa sehingga terjadilah
peristiwa glikogenolisis.
Suatu proses hidrolisa glikogen sel
posporolitik di dalam saluran gastrointestinal (di sitosol). Proses ini
dikontrol oleh hormon, enzym, kation dan nukleotida. Pada otot skeletal ada 2
macam posporilase glikogen yaitu posporilase glikogen a (yang aktif) dan b
(yang non aktif). Posporilase glikogen b di otot dapat aktif bila konsentrasi
AMP tinggi.
Calsium yang berikatan dengan
calmodulin (disitosol) menyebabkan meningkatnya aktivitas perubahan posporilase
b ke a dan kondisi ini juga menyebabkan kontruksi otot. Jadi perombakan
glikogen dan proses kontraksi otot sangat berhubungan dengan kondisi
meningkatnya konsentrasi Ca.
Proses glikogenolisis di hati sama
dengan di otot, yang berbeda adalah hormon yang terlibat yaitu glucagon. Di
hati bila terjadi konsentrasi gula darah menurun, maka gen hati akan di
degradasi akibatnya glucosa daglucagon di produksi tinggi di sel, maka glikorah
normal kembali.
Pada
saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas berat
(latihan,olahraga,bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar gula
darah dalam darah menjadi 60 mg /100 ml darah keadaan ini kadar gula darah
turun akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang
disebut proses glikogenolisis.
Glikogenolisis
dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin. Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas
yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Sedangkan hormon adrenalin
adalah hormon yang merangsang glukagon untuk bekerja
Pemecahan glikogen menjadi Glukosa 1
p
Beberapa enzim yang menkatalisis (
hormon glukagon -> C-AMP-enzim posporilase) yaitu:
A. Glikogen fosforilase : Glikogen (α
1,4 glikosidik) -> Glukosa 1-P.
B. Transferase : memindahkan 3 residu
glukosa cabang lain lebih peka difosrilasi.
C. Debranching enzyme ( α 1,6
gilokosilase) ikatan α 1.6 glikosidik.
Tahap
pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan
reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan
enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1- fosfat diubah
menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya
(glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
Tahap reaksi berikutnya adalah
pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya
dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase,
melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak
menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
Glukosa yang
terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga
menghasilkan energy , yang energy itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP
Istilah yang
berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa dibagi menjadi dua :
A. Fermentasi (
Respirasi Anaerob).
B. Respirasi
Aerob.
Fermentasi atau
peragian adalah proses penguraian senyawa kimia glukosa tanpa oksigen melalui
proses glikolisis yang menghasilkan asam Piruvat,namun tidak berlanjut dengan
siklus krebs dan transport elektron karena suasana reaksi tanpa oksigen. Asam
Piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen menjadi Asam Piruvat ( Fermentasi
Asam Piruvat ) atau Asam Piruvat menjadi Asetal dehide kemudian Alkohol dalam
Fermentasi Alkohol menghasilkan gas CO2.
Respirasi
aerob adalah
proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2,
menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi dalam arti yang lebih
khusus adalah proses penguraian glukosa dengan menggunakan O2,
menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energy
kimia, ATP).
4. Dampak Glikogenolisis
Penyakit yang ditmbulkan
akibat glikogenolisis adalah Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu keadaan
dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl. Dalam keadaan normal, tubuh
mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada penderita
diabetes (diabetes memiliki beberapa type, jadi silahkan merujuk kepada jenis
diabetes yang ada), kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu
tinggi dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat
terlalu rendah.
Hal
ini sangat membahayakan bagi tubuh, terutama otak dan sistem syaraf, yang
membutuhkan glukosa dalam darah yang berasal dari makanan berkarbohidrat dalam
kadar yang cukup. Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi
puasa, atau 100-180 mg/dl pada kondisi setelah makan
Kadar
gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami
kelainan fungsi. Otak sebagai organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah
yang rendah, akan memberikan respon melalui sistem saraf, merangsang kelenjar
adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal ini akan selanjutnya
merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga.
Dan parahnya jika kadar gula turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh:
1) Pelepasan insulin yang berlebihan
oleh pancreas.
2) Dosis insulin atau obat lainnya yang
terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar
gula darahnya.
3) Kelainan pada kelenjar
hipofisa atau kelenjar adrenal.
4) Kelainan pada penyimpanan
karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
Kata
"Glikogenolisis" di jabarkan menjadi Glikogen yaitu glikogen dan
lisis yaitu pemecahan atau penguraian. Proses glikogenolisis ini terjadi dalam
tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan
glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh.
Glikogenolisis
dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin. Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas
yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Sedangkan hormon adrenalin
adalah hormon yang merangsang glukagon untuk bekerja.
Penyakit yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah Hipoglikemia (Kadar
Gula Darah Rendah). Hipoglikemia
adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh:
1) Pelepasan insulin yang berlebihan
oleh pancreas.
2) Dosis insulin atau obat lainnya yang
terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar
gula darahnya.
3) Kelainan pada kelenjar
hipofisa atau kelenjar adrenal.
4) Kelainan pada penyimpanan
karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
Lehninger,
A.L. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Montgomery,
R., R.L. Dryer, T.W. Conway and A.A. Spector. 1983. Biokimia. Jilid 1. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Poedjiadi,
A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar