Jumat, 13 Juni 2014

GLIKOGENOLISIS



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim yaitu: glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.Kedua hormon bertindak atas enzim glikogen fosforilase untuk merangsang untuk memulaiglikogenolisis dan menghambat sintetase glikogen (glikogenesis berhenti).

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka berikut ini rumusan masalah yang di kaji dalam makalah ini,yaitu:
1.      Apa pengertian glikogenolisis?
2.      Kapan proses glikogenolisis terjadi?
3.      Bagaimana proses glikogenolisis?
4.      Apa dampak glikogenolisis bagi tubuh?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Mampu menjelaskan pengertian glikogenolisis.
2.      Mampu menjelaskan kapan terjadinya proses glikogenolisis.
3.      Mampu menjelaskan bagaimana proses glikogenolisis.
4.      Mampu menjelaskan dampak dari glikogenolisis.

D.    Batasan Masalah


Batasan-batasa masalah dari makalah ini hanya membahas tentang:
1.      Pengertian glikogenolisis.
2.      Kapan glikogenolisis terjadi.
3.      Proses dari glikogenolisis.
4.      Dampak dari glikogenolisis.



Kata "Glikogenolisis" di jabarkan menjadi Glikogen yaitu glikogen dan lisis yaitu pemecahan atau penguraian. Sehingga Glikogenolisis merupakan proses pengubahan dari polisakarida yaitu glikogen menjadi monosakarida yaitu glukosa.
Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh. Aktivitas dari luar tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll. Sedangkan aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi, pencernaan, sistem kerja syaraf, dll. Tujuan dari glikogenolisis ini terbagi menjadi dua yaitu:
1)      Di otot : proses ini digunakan untuk keperluan menghasilkan energy
2)      Di hati  : proses ini dilakukan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah pada saat jeda waktu makan.

Glikogenolisis terjadi jika asupan makanan tidak cukup memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh sehinggah untuk mendapatkan energi tubuh mengambil alternatif lain yaitu dengan menggunakan simpanan glikogen yang terdapat dalam hati atau otot.
Glikogenolisis merupakan reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa, perubahan glikogen menjadi sumber energi merupakan proses katabolisme cadangan sumber energi. Proses glikogenolisis terkadang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit diabetes
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah juga untuk menghindari simtoma hipoglisemia.
Pada glikogenolisis,glikogen digradasi berturut-turut dengan 3enzim,glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase,menjadi glukosa
Glikogen dalam hati akan di glikogenolisis setelah 12-18 jam puasa. Glikogen dalam otot hanya akan mengalami glikogenolisis setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.  Proses glikogenolisis yang terjadi secara terus- menerus akan dapat menyebabkan kerusakan pada liver. Kerusakan pada fungsi liver akan menyebabkan penyakit yang sebagian besar tidak dapat diobati dan berakhir dengan kematian.
Penyakit liver merupakan penyakit yang sering timbul pada mereka yang pekerja keras tetapi tidak mempunyai sumber energi yang banyak. Kekurangan sumber energi terjadi karena para pekerja yang sering minum alcohol terkadang lupa makan tepat waktu sehingga kebutuhan tenaga untuk melakukan kerja sangat banyak tetapi asupan energi kurang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan. Akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan energi tersebut, tubuh terpaksa harus merubah glikogen menjadi glukosa sehingga terjadilah peristiwa glikogenolisis.
Suatu proses hidrolisa glikogen sel posporolitik di dalam saluran gastrointestinal (di sitosol). Proses ini dikontrol oleh hormon, enzym, kation dan nukleotida. Pada otot skeletal ada 2 macam posporilase glikogen yaitu posporilase glikogen a (yang aktif) dan b (yang non aktif). Posporilase glikogen b di otot dapat aktif bila konsentrasi AMP tinggi.
Calsium yang berikatan dengan calmodulin (disitosol) menyebabkan meningkatnya aktivitas perubahan posporilase b ke a dan kondisi ini juga menyebabkan kontruksi otot. Jadi perombakan glikogen dan proses kontraksi otot sangat berhubungan dengan kondisi meningkatnya konsentrasi Ca.
Proses glikogenolisis di hati sama dengan di otot, yang berbeda adalah hormon yang terlibat yaitu glucagon. Di hati bila terjadi konsentrasi gula darah menurun, maka gen hati akan di degradasi akibatnya glucosa daglucagon di produksi tinggi di sel, maka glikorah normal kembali.

 

Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas berat (latihan,olahraga,bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar gula darah dalam darah menjadi 60 mg /100 ml darah keadaan ini kadar gula darah turun akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses glikogenolisis.
Glikogenolisis dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin. Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Sedangkan hormon adrenalin adalah hormon yang merangsang glukagon untuk  bekerja


Pemecahan glikogen menjadi Glukosa 1 p
Beberapa enzim yang menkatalisis ( hormon glukagon -> C-AMP-enzim posporilase) yaitu:
A.    Glikogen fosforilase : Glikogen (α 1,4 glikosidik) -> Glukosa 1-P.
B.     Transferase : memindahkan 3 residu glukosa cabang lain lebih peka difosrilasi.
C.     Debranching enzyme ( α 1,6 gilokosilase) ikatan α 1.6 glikosidik.

Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1- fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.

Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energy , yang energy itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP

Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa dibagi menjadi dua :
A.    Fermentasi ( Respirasi Anaerob).
B.     Respirasi Aerob.
Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa kimia glukosa tanpa oksigen melalui proses glikolisis yang menghasilkan asam Piruvat,namun tidak berlanjut dengan siklus krebs dan transport elektron karena suasana reaksi tanpa oksigen. Asam Piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen menjadi Asam Piruvat ( Fermentasi Asam Piruvat ) atau Asam Piruvat menjadi Asetal dehide kemudian Alkohol dalam Fermentasi Alkohol menghasilkan gas CO2.
Respirasi aerob adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energy kimia, ATP).




4.      Dampak Glikogenolisis

Penyakit yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes (diabetes memiliki beberapa type, jadi silahkan merujuk kepada jenis diabetes yang ada), kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu rendah.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh:
1)      Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas.
2)      Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
3)       Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.
4)      Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.










   Kata "Glikogenolisis" di jabarkan menjadi Glikogen yaitu glikogen dan lisis yaitu pemecahan atau penguraian. Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh.
Glikogenolisis dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin. Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Sedangkan hormon adrenalin adalah hormon yang merangsang glukagon untuk  bekerja.
Penyakit yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh:
1)      Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas.
2)      Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
3)       Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.
4)      Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.






Lehninger, A.L. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway and A.A. Spector. 1983. Biokimia. Jilid 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

NECATOR AMERICANUS



BAB I

PENDAHULUAN


Americanus Necator adalah spesies cacing tambang yang biasa dikenal sebagai cacing tambang New World. Seperti cacing tambang lain, Necator americanus adalah anggota dari filum Nematoda. Nematoda ini adalah parasit yang hidup di usus kecil host seperti manusia, anjing, dan kucing. Necator americanus dan Ancylostoma adalah dua spesies cacing tambang yang paling sering menginfeksi manusia. Mereka berbeda yang paling jelas dalam distribusi geografis, struktur mulut, dan ukuran relatif.

Berdasarkan latar belakang diatas, berikut rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini:
1.      Apa definisi dari Necator americanus?
2.      Siapa hospes dan apa penyakit yang ditimbulkan oleh Necator americanus?
3.      Bagaimana morfologi dan siklus hidup Necator americanus?
4.      Bagaimana patologi dan gejala klinis dari Necator americanus?
5.      Bagaimana Epidemiologi dari Necator americanus?
6.      Bagaimana cara menegakkan diagnosis dari Necator americanus?
7.      Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan akibat Necator Americanus?

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Mampu menjelaskan definisi dari Necator americanus.
2.      Mampu menjawab siapa hospes dan apa penyakit yang ditimbulkan oleh Necator americanus.
3.      Mampu menjelaskan morfologi dan siklus hidup Necator americanus.
4.      Mampu menjelaskan patologi dan gejala klinis dari Necator americanus.
5.      Mampu menjelaskan epidemiologi dari Necator americanus.
6.      Mampu menjelaskan bagaimama cara menegakkan diagnosa dari Necator americanus.
7.      Mampu menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan akibat Necator americanus.

Dari ditulisnya makalah ini kita bisa mengetahui lebih dalam tentang cacing Necator americanus, dan kita bisa mencegah agar kita tidak terinfeksi oleh Necator americanus.

BAB II

PEMBAHASAN


Americanus Necator adalah spesies cacing tambang yang biasa dikenal sebagai cacing tambang New World. Seperti cacing tambang lain, Necator americanus adalah anggota dari filum Nematoda. Necator americanus adalah parasit yang hidup di usus kecil host seperti manusia, anjing, dan kucing. Necator americanus dan Ancylostoma adalah dua spesies cacing tambang yang paling sering menginfeksi manusia. Mereka berbeda yang paling jelas dalam distribusi geografis, struktur mulut, dan ukuran relatif.

Hospes cacing necator ini adalah manusia,sedangkan nama penyakit yang disebabkan oleh cacing Necator americanus adalah Nekatoriasis.

3.      Morfologi dan Siklus Hidup
Parasit ini memiliki dua dorsal dan ventral dua piring pemotongan sekitar margin anterior dari kapsul bukal. Parasi Ini juga memiliki sepasang subdorsal dan sepasang gigi subventral terletak dekat ke belakang. Pada jantan panjangnya biasanya 7-9 mm, sedangkan betina sekitar 9-11 mm. Jangka hidup khas parasit ini adalah tiga sampai lima tahun. Mereka dapat menghasilkan antara 5.000 dan 10.000 telur per hari. Necator americanus mempunyai benda yang disebut kitin.
Cacing ini mulai keluar sebagai telur unembryonated dalam tanah. Setelah 24-48 jam di bawah kondisi yang menguntungkan, telur menjadi berembrio dan menetas. Tahap remaja pertama 1 dikenal sebagai rhabditiform. Larva rhabditiform tumbuh dan meranggas dalam tanah, mentransformasikannya menjadi tahap remaja 2 Tahap remaja 2 molts sekali lagi sampai mencapai remaja 3 tahap, yang juga disebut filariform”, ini juga merupakan bentuk infektif. Transformasi dari rhabditiform ke filariform yang biasanya membutuhkan waktu lima sampai 10 hari.
Bentuk larva ini mampu menembus kulit manusia, perjalanan melalui pembuluh darah dan jantung, dan mencapai paru-paru. Sampai di sana, mereka menggali melalui alveoli paru dan melakukan perjalanan ke trakea, di mana mereka tertelan dan dibawa ke usus kecil, di mana mereka tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak dengan melampirkan sendiri ke dinding usus, menyebabkan peningkatan kehilangan darah oleh tuan rumah. Telur berakhir di tanah setelah meninggalkan tubuh melalui feses.
Rata-rata, sebagian besar cacing dewasa dieliminasi dalam satu sampai dua tahun. Necator americanus siklus hidup hanya sedikit berbeda dari yang Ancylostoma duodenale. Necator americanus tidak memiliki penangkapan pembangunan di host kekebalan tubuh dan harus bermigrasi melalui paru-paru.

Berikut gejala dari necatoriasis
1.      Stadium larva:
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch.
2.      Stadium dewasa:
Gejala tergantung pada (a) spesies dan jumlah cacing dan (b) keadaan gizi penderita (Fe dan protein). Tiap cacing Necator americanus menyebabkan kehilangan banyak darah sebanyak 0,005-0,1cc sehari. Pada infeksi kronik atau infeksi berat terjadi anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Cacing tambang biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun.

Necator americanus pertama kali ditemukan di Brasil dan kemudian ditemukan di Texas. Kemudian, ditemukan untuk menjadi pribumi di Afrika, Cina, pulau-pulau Pasifik barat daya, India, dan Asia Tenggara. Parasit ini merupakan parasit tropis dan merupakan spesies yang paling umum pada manusia. Sekitar 95% dari cacing tambang yang ditemukan di wilayah selatan Amerika Serikat adalah Necator americanus. Parasit ini ditemukan pada manusia, tetapi juga dapat ditemukan pada babi dan anjing.
Penularan infeksi Necator americanus membutuhkan pengendapan telur di tempat yang teduh dan mengandung kotoran, tanah yang disukai adalah tanah yang hangat dan kondisi yang lembab. Oleh karena itu, infeksi di seluruh dunia biasanya dilaporkan di tempat-tempat di mana kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi terjadi.
Insiden tinggi ditemukan pada pendudduk Indonesia, terutama di daerah pedesaan, khususnya di perkebunan. Sering kali pekerja perkebunan yang langsung berhubungan dengan tanah mendapat infeksi lebih dari 70%.
Kebiasaan defekasidi tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun (diberbagai daerah tertentu) penting dalam penyebaran infeksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan lara ini adalah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu optimum untuk Necator americanus 28o-32oC.

Teknik yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis infeksi cacing tambang adalah dengan diagnosis laboratorium dengan mengambil sampel tinja, memperbaikinya dalam 10% formalin, berkonsentrasi menggunakan teknik asetat sedimentasi formalin-etil, dan kemudian membuat sediaan basah sedimen untuk melihat di bawah mikroskop. Namun, telur Ancylostoma duodenale dan Necator americanus tidak dapat dibedakan; dengan demikian, larva harus diperiksa untuk mengidentifikasi cacing tambang ini. Larva tidak dapat ditemukan pada spesimen tinja kecuali spesimen dibiarkan pada suhu sekitar selama satu hari atau lebih.

7.      Pencegahan dan Pengobatan
Pendidikan, sanitasi, dan pembuangan terkendali kotoran manusia sangat penting untuk pencegahan. Meskipun demikian, mengenakan sepatu di daerah endemis membantu mengurangi prevalensi infeksi.
Necator americanus dapat diobati dengan menggunakan Benzimidazole, albendazole, dan mebendazol. Pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan memberikab hasil cukup baik, Sebuah infeksi dari bilamana digunakan setiap hari. Sebuah transfusi darah mungkin diperlukan pada kasus yang berat dari anemia. Infeksi ringan biasanya diobati di daerah di mana reinfeksi umum. Suplemen zat besi dan diet tinggi protein akan mempercepat proses pemulihan.
Dalam studi kasus yang melibatkan 56-60 orang dengan Trichuris trichiura dan atau infeksi Necator americanus, baik albendazole dan mebendazole adalah 90% efektif dalam menyembuhkan Trichuris trichiura. Namun, albendazole memiliki tingkat kesembuhan 95% untuk Necator americanus, sedangkan mebendazol hanya memiliki angka kesembuhan 21%. Hal ini menunjukkan albendazole yang paling efektif untuk mengobati kedua Trichuris trichiura dan Necator americanus.




 

BAB III

PENUTUP


Necator americanus dan Ancylostoma adalah dua spesies cacing tambang yang paling sering menginfeksi manusia. Hospes cacing necator ini adalah manusia,sedangkan nama penyakit yang disebabkan oleh cacing Necator americanus adalah Nekatoriasis.
Parasit ini memiliki dua dorsal dan ventral dua piring pemotongan sekitar margin anterior dari kapsul bukal. Ini juga memiliki sepasang subdorsal dan sepasang gigi subventral terletak dekat ke belakang. Pria biasanya 7-9 mm panjang, sedangkan betina sekitar 9-11 mm. Jangka hidup khas parasit ini adalah tiga sampai lima tahun. Mereka dapat menghasilkan antara 5.000 dan 10.000 telur per hari. Necator americanus mempunyai benda yang disebut kitin.
Teknik yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis infeksi cacing tambang adalah dengan diagnosis laboratorium dengan mengambil sampel tinja.
Necator americanus dapat diobati dengan menggunakan Benzimidazole, albendazole, dan mebendazol. Pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan memberikab hasil cukup baik, Sebuah infeksi dari bilamana digunakan setiap hari.




DAFTAR PUSTAKA


1.      Hotez,P.J.,and D.I.Pritchard.1995(June).Hookworm infection.Sci. Am. 272:68-74.
2.      Murray,P.R.,K.S.Rosenthal,and M.A.Pfaller.2009.Medical Mirobiology,6th ed.Elsevier/Mosby Publishing Company,Philadelphia, U.S.A.,865 p.
3.      Schmidt,G.D.,and L.S.Roberts.2009.Foundations of parasitology,8th ed.McGraw-Hill Companies,New York,p. 472-473.